About

2NE1 - I Am the Best

Powered by mp3skull.com
Asih Nurhidayati

Pages

Kamis, 16 Mei 2013

peran strategis akutansi sebagai instrumen validitas informasi dan penjaga keadilan bagi stakeholders

BAB I
PENDAHULUAN

    Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah (shari’a accounting) menurut Karim (1990) merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).
    Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari sistem ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi.
    Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Akuntansi Islam memiliki beberapa peran, dan salah satunya adalah sebagai instrumen validitas informasi dan menjaga keadilan bagi stakeholders serta akuntansi mampu mencari dan memberi keadilan bagi pelaku-pelaku kegiatan ekonomi di dalam institusi tersebut (stakeholders).   

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peranan Akuntansi Syariah
Dalam dunia ekonomi akuntansi syariah memilki peran yang sangat signifikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Turut berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi bangsa Indonesia terutama melalui upaya peningkatan peranan pengusaha muslim dalam perekonomian nasional dan bertindak sebagai katalisator pengembangan lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia.
2.    Memberikan laba yang wajar bagi pemegang saham.
3.    Mengusahakan pertumbuhan perusahaan yang optimal.
4.    Memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat islam.
5.    Memelihara dan meningkatakan mutu kehidupan pekerja.


B.    Akuntansi Sebagai Landasan Informasi

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan informasi dan pengetahuan lainnya yang menyangkut berbagai aspek masalah yang akan diputuskan. Semakin luas informasi yang dimiliki pengambil keputusan semakin tepat keputusan yang diambilnya. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman seseorang di bidang itu semakin tepat keputusan yang diambilnya.
Informasi itu merupakan kumpulan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal tertentu manusia menggunakan pertimbangan yang berasal dari perintah dari atasan, keadaan alam, pendapat, dan sebagainya. Namun manajemen yang rasional akan menggunakan informasi faktual sebagai dasar pengambilan keputusan bukan melalui jalan lainnya. Dan belakangan ini para ahli telah mencoba melakukan berbagai upaya untuk merumuskan bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat.

Dalam ilmu pengambilan keputusan dikenal tahap-tahap yang diikuti dalam proses pengambilan keputusan, proses yang umum adalah sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi persoalan dengan cara membandingkan keinginan dengan kejadian yang sebenarnya.
2.    Merumuskan persoalan utama.
3.    Merinci persoalan.
4.    Merumuskan berbagai alternatif pemecahan.
5.    Memutuskan pilihan terbaik.
6.    Melaksanakan keputusan.
7.    Memonitor dan menindaklanjuti.

Informasi akuntansi sudah lama menjadi sumber informasi utama bagi manajemen dalam mengelola perusahaan, bagi investor dalam memilih investasi, dan pihak lainnya.
PEMAKAI LAPORAN    KEPUTUSAN
Manajer Organisasi    Kemana kegiatan diperluas dan dikurangi?
Bagaimana prestasi bawahan?
Siapa yang akan diberi penghargaan?
Kreditur/Jasa    Pemberian pinjaman? Bagaimana persyaratan yang diberikan?
Pemilik Saham    Menambah/mengurangi investasi?
Kantor Pajak    Apakah perhitungan pajak tepat?
BAPEPAM/Bursa Efek    Apakah laporan keuangan sesuai dengan aturan BAPEPAM?
DPR/Pemda    Apakah perusahaan mengikuti aturan yang ditetapkan?
Bank Indonesia    Apakah laporan keuangan dan Bank sudah menyesuaikan diri dengan sikap dan ketentuan lainnya seperti CAR, LLL, LDR, DSB.

Manajemen dalam melaksanakan tugasnya memerlukan informasi mengenai bisnis atau lembaga yang dipimpinnya. Informasi ini dimaksudkan untuk dua hal:
1.    Untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Decision Making).
2.    Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan (Accountability).

Untuk memenuhi tujuan inilah akuntansi berperan. Akuntansi memberikan informasi yang sangat dibutuhkan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsinya yaitu:
1.    Perencanaan (Planning)
2.    Pengorganisasian (Organizing)
3.    Pengarahan (Actuating)
4.    Pengawasan (Controlling)

Manajemen dalam melaksanakan tugasnya berupaya memadukan resorsis:
1.    Resorsis manusia
2.    Resorsis alam
3.    Resorsis keuangan
4.    Resorsis informasi

Akuntansi sebagian dari informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu gugusan tugas manajemen dalam mencapai tujuannya. Di sini akuntansi merupakan alat pembantu untuk memperlancar tugas-tugas manajemen (facilitating function) terutama dalam fungsi perencanaan dan pengawasan.
Dalam fungsi perencanaan informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai pemberi data aktual yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran atau perencanaan operasi perusahaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan rencana. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga manajemen dapat dengan mudah melakukan penilaian dan upaya koreksi dan perbaikan secara lebih dini. Sehingga kekeliruan tidak berlangsung lama.
Dalam fungsi pengarahan dan koordinasi maka sistem akuntansi sengaja didesain untuk menampung segala informasi sehingga hasilnya dapat dijadikan dasar dalam mengarahkan kegiatan perusahaan dan menilai pertanggungjawaban masing-masing unit pertanggungjawaban. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki peran sentral dalam mencapai keberhasilan perusahaan baik dari segi upaya pencapaian tujuannya  maupun dalam pengelolaan dan pengawasannya.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi dalam perbankan syari’ah adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mendukung operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin.
Transaksi dalam perbankan merupakan operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin. Transaksi-transaksi tersebut terdiri dari:
a.    Transaksi akuntansi, contohnya laporan arus kas biasanya mengunakan sistem informasi akuntansi untuk pemerosesan.
b.    Transaksi non akuntansi, contohnya akad jual beli (salam) ada akhirnya akan mengarah kepada transaksi akuntansi. Misalnya jika suatu pesanan telah terpenuhi, dan pengiriman telah diterima, maka akan dicatat sebagai transaksi akuntansi.
2.    Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.
Misalnya perbankan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi untuk pemrosesan informasi yang penting seperti ekspektasi pendapatan yang akan diterima dari kerjasama tertentu untuk tahun berikutnya.
3.    Untuk memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada stakeholder.
Pemakai dari Sistem Informasi Akuntansi dapat berupa pemakai internal, yaitu manajer, maupun pemakai eksternal, yaitu nasabah (mudhorib), sohibul mal, pemerintah dan para stakeholder lainnya.
    Agar sebuah laporan keuangan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan maka kualitas informasi yang diberikan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain : 
a)    Asas manfaat, terutama bagi pihak pemakainya
b)    Relevansi antara laporan keuangan tersebut dengan tujuan pelaporannya
c)    Tingkat kepercayaan
d)    Komparabilitas, artinya dapat diperbandingkan berdasarkan periode waktu tertentu
e)    Konsistensi, artinya metode yang digunakan konsisten dan tidak mudah berubah
f)    Mudah dipahami, serta tidak multi interpretasi.

Selain keenam hal tersebut, informasi yang diberikan juga harus mencakup beberapa aspek:
1.    Informasi yang tersedia harus mampu menggambarkan pencapain tujuan yang ada dan konsistensinya dengan syariat. Jika bank melakukan deal pada transaksi yang diharamkan, misalnya terkait dengan sistem riba, maka harus dijelaskan secara detil mengenai pemisahan pencatatan transaksi tersebut.
2.    Informasi tersebut harus mampu membantu pihak luar bank untuk mengevaluasi rasio kecukupan modal, resiko investasi, likuiditas, dan berbagai aspek finansial perbankan lainnya. Ini sangat penting dilakukan, sehingga kredibilitas bank dapat dipertanggungjawabkan.


C.    Akuntansi Sebagai Keadilan bagi Stakeholders

Dalam konteks akutansi, kata adil secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar.  Bila misalnya, nilai transaksi adalah sebesar Rp 100 juta, maka akuntansi (perusahaan) akan mencatatnya dengan jumlah yang sama; dengan kata lain, tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan. Pada pengertian ini praktik moral yaitu kejujuran, merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Pengertian kedua dari kata adil, bersifat lebih fundamental [dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika (syari’ah) dan moral].
Prinsip keadilan tidak hanya merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melakat dalam fitrah manusia. Berarti manusia menilai kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap kehidupan.

Akuntansi dalam Konteks Organisasi
    Selama beberapa kurun waktu yang lalu, akuntansi secara tradisional telah dipahami dan diajarkan sebagai satu set proseur rasional yang digunakan untuk menyediakan informasi yaitu informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan dan pengendalian.dalam pengertian semacam ini, akuntansi tampak seperti teknologi yang kelihatan konkret, tangible dan bebas dari nilai masyarakat (value-free) dimana ia dipraktikkan.
    Pada tingkat mikro (organisasi), akuntansi juga telah berubah sesuai dengan arah dan pengaruh lingkungan organisasi seperti restrukturisasi dan perbaikan organisasi; tugas-tugas organisasi; strategi; struktur dan pendekatan dalam pembagian kerja; teknologi dan praktik; dan konflik sosial dalam organisasi.
    Akuntansi tidak begitu saja ada (eksis) dibentuk oleh lingkungannya, tetapi juga secara aktif menebarkan kekuatan (pengaruh) potensialnya untuk memengaruhi dan membentuk lingkungan serta realitas di mana ia hidup dan dipraktikkan. Morgan (1988), mengatakan bahwa akuntansi tidak hanya merefleksikan realitas, tetapi juga membentuk realitas. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Hopwood (1990) yang berpendapat bahwa akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam memengaruhi dan membentuk perubahan organisasi.  Hopwood (1990) menekankan tiga peranan umum akuntansi dalam proses perubahan organisasi yaitu bagaimana akuntansi menciptakan visibilitas dalam sebuah organisasi, bagaiman akuntansi berfungsi sebagai praktik kalkulasi dan bagaimana akuntansi menciptakan domain untuk aksi ekonomi.
    Keterangan di atas merupakan gambaran yang jelas bahwa akuntansi, pada dasarnya sebuah entitas yang selalu berubah (berkembang); dimana arah perkembangannya banyak ditentukan oleh faktor lingkungan.


Organisasi Syariah
    Dalam perkembangannya akuntansi banyak dipengaruhi oleh banyak faktor salah satu diantaranya adalah bentuk organisasi. Organisasi dalam perspektif syari’ah adalah perusahaan yang dalam pengertian tradisional mempunyai tujuan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemilik perusahaan (stakeholders) tanpa harus ada kewajiban sosial (social responsibility). Pandangan ini diperkuat oleh Milton friedman (1970)−seorang ekonom pemenang hadiah Nobel−yang dlam tulisannya berjudul The Social Respinsibility of Business is Increase Its Profits.
Friedman jelas menolak adanya tanggung jawab sosial bagi perusahaan, atau dengan kata lain, ia mereduksi tanggung jawab sosial dalam bentuk pencapaian laba (yang maksimal).  Dalam dunia nyata, konsep ini bukannya tanpa masalah. Karena motivasi untuk memperoleh laba maksimal, secara psikologis, akan menstimulasi timbulnya perilaku egoistik secara berlebihan.










BAB III
PENUTUP

Dalam dunia ekonomi akuntansi syariah memilki peran yang sangat signifikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Memberikan laba yang wajar bagi pemegang saham.
2.    Mengusahakan pertumbuhan perusahaan yang optimal.
3.    Memelihara dan meningkatakan mutu kehidupan pekerja.
Informasi itu merupakan kumpulan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam fungsi perencanaan informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai pemberi data aktual yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran atau perencanaan operasi perusahaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan rencana. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga manajemen dapat dengan mudah melakukan penilaian dan upaya koreksi dan perbaikan secara lebih dini. Sehingga kekeliruan tidak berlangsung lama.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi dalam perbankan syari’ah adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mendukung operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin.
2.    Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.
3.    Untuk memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada stakeholder.
Dalam konteks akutansi, kata adil secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. praktik moral yaitu kejujuran, merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Triyuwono, Iwan. 2006. Akuntansi Syari’ah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
http://deniriansah.blogspot.com/2010/06/konsep-akuntansi-syariah.html, di unduh pada 24 Maret 2013.
http://jufrism.wordpress.com/2011/11/23/peranan-akuntansi-di-transaksi-syariah/, di unduh pada 23 Maret 2013.
http://imanph.wordpress.com/materi-kuliah/akuntansi-syariah/, di unduh pada 22 Maret 2013

0 komentar:

Posting Komentar