About

2NE1 - I Am the Best

Powered by mp3skull.com
Asih Nurhidayati

Pages

Kamis, 16 Mei 2013

peran akidah dalam ekonomi

1.    Tafsir mufradat
a.    Surat  Al-Baqarah Ayat 155
Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy dalam buku tafsirnya, ia menjelaskan bahwa kata ( الصَّبِٰرِ ينَ ) artinya sabar. Orang-orang yang sabar akan senantiasa diuji oleh Allah, dan ujian itu ditunjukkan agar kesabaran manusia bertambah sekaligus menguji keimanan seseorang. Demi Allah, sesungguhnya Tuhan memberi cobaan kepadamu dengan suatu macam ketakutan terhadap musuh dan bencana hidup, seperti kelapara, kurang hasil (gagal panen) dan sebagainya.
Pada masa awal kelahiran Islam, banyak mukmin setelah beriman harus bercerai (berpisah) dari keluarganya yang belum masuk Islam. Bahkan mereka juga harus meninggalkan kampung halamannya berhijrah ke Madinah dengan sama sekali tidak membawa harta benda miliknya. Mereka menderita kelaparan, terutama ketika menghadapi perang Azhab dan Tabuk akibat dari kurangnya bahan makanan yang tersedia. Banyak pula yang kemudian meninggal karena tidak cocok dengan udara di Madinah yang saat itu amat buruk, disertai wabah penyakit.
Dari ahlul kitab, para mukmin yang mendapatkan tantangan yang hebat yaitu keingkaran dan perbuatan munkar. Karena penderitaan yang dialami inilah, Tuhan memerintahkan hambanya untuk meminta pertolongan dengan bersabar dan shalat. Kesabaran akan mendidik jiwa untuk tabah menerima kesulita., Betapapun beratnya Nabi dan sahabatnya memperoleh pertolongan yang menakjubkan, meskipun jumlah mereka hanya sedikit dan dalam kondisi lemah dibandingkan dengan umat-umat lain disekitarnya. Misalnya dalam perang Badar atau peperangan-peperangan lain, meskipun pasukan muslim sedikit dibanding pasukan lawan, tetapi pasukan muslim selalu bisa memukul pertahanan musuh.
Menurut Ahamd Musthafa al-Maraghi kata ( الصَّبِٰرِ ينَ )  as-sabr adalah menekankan diri dalam hal yang tidak disukai. Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya yang beriman agar meminta pertolongan kepada Allah dengan cara sabar dan shalat. Sebab dengan kesabaran ini berarti telah mendidik diri sendiri di dalam bertahan untuk menanggulangi berbagai derita, sekaligus membiasakan diri dalam menghadapi berbagai cobaan.
b.    Surat Al-Baqarah Ayat 177
Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (kebajikannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
الْمَالَ آتَىﻮ    
Artinya memberikan harta.
الزَّكَاةَ artinya zakat.
Memberikan zakat harta yang diwajibkan. Sedikit sekali dalam al-Quran ada kata as-shalaah (shalat) yang tidak diiringi kata az-zakaah (zakat). Hal ini karena sembahyang akan mengheningkan atau menentramkan jiwa, sedangkan harta adalah imbangan jiwa. Maka mengeluarkan zakat dipandang sebagai suatu segi yang besar dalam amalan-amalan kebajikan. Inilah sebabnya, sesidah Rasulullah wafat, para sahabat sepakat memerrangi orang Arab (Muslim) yang tidak mau mengeluarkan zakat. Sebab orang yang tidak mau mengeluarkan zakat sama artinya meruntuhkan sendi Islam dan merusak dasar keimanan.
صَدَقُوا artinya benar. Maksudnya merekalah orang-orang yang berlaku benar dan mengaku dirinya beriman.
الْمُتَّقُونَ هُمُ وَأُولَـئِكَ artinya dan merekalah orang-orang yang bertaqwa.
Merekalah yang telah menjadikan adanya pelindung antara dirinya dan kemurkaan Allah, dengan cara menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

c.    Surat Zariyat Ayat 59
Menurut M. Hasbi Asy-Shiddieqy kata ( لِيَعبُدُونِ ) memiliki makna bahwa kita sebagai uamt manusia diperintahkan untuk menyembah Allah. Oleh karena itu Allah menjadikan manusia dan jin sebagai makhluk yang mau beribadah, diberi akal dan panca indera yang mendorong mereka menyembah Allah. Untuk beribadah.
Menurut R. Lain yang menyebabkan Allah tidak menjadikan jin dan manusia melainkan supaya Allah menyuruh mereka untuk mengerjakan perintah dan menjauhi larangannya.
Ahli tafsir berpendapat bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk tunduk dan merendah diri kepada Allah.
d.    Surat Ali Imran Ayat 92
Menurut Qurasy Sihab, kata ( حَتَّىٰتُنفِقُواْ ) memiliki makna kamu menafkahkan. Yang dimaksud disini adalah kita seharusnya menafkahkan harta yang kita sukai dengan cara yang baik dengan tujuan serta motivasi yang benar-benar, juga melarang manusia untuk merugi atau menyesali dengan apa yang telah diberikan.
Menurut M. Hasby Asy-Shiddieqy kata ( حَتَّىٰتُنفِقُواْ ) memiliki maksud bahwa seseorang tidak akan memiliki atau memperoleh kebajikan dan menjadi orang yang diridhai Allah, mendapatkan limpahan rahamat dan nikmat, serta masuk surga dan terlepas dari azab, sebelummembelanjakan sebagian dari harta yang di cintainya.
e.    Surat Huud Ayat 6
Menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, kata ( عَلَىﷲِ رِزْقُهَا )  memeiliki makna tidak ada makhluk dari jenis manapun (melata) di atas muka bumi kecuali rezekinya ditanggung oleh Allah. Tidak ada bedanya tentang hal itu, baik binatang-binatang kecil (mikroba)yang tidak bisa dilihat oleh mata kepala, atau bertubuh besar atau yang sedang. Demikian pula Allah telah memberikan kepada masing-masing penciptaan-Nya yang sesuaidengan penghidupannya.
Menurut M. Hasby Asy-Shiddieqy kata ( عَلَىﷲِ رِزْقُهَا )  memiliki makna Allah menunggunya rzekinya. Maksudnya adala Allah memudahkan binatang-binatang itu untuk mencari rezeki dan menunjuki binatang-binatang itu usaha-usaha yang mendatangkan rezeki dan semua akan mendapatkan rezek yang sepadan dengan dirinya.
f.    Surat An’am Ayat 151
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
g.    Surat Al-Isra Ayat 31




2.    Kandungan Ayat
a.    Surat Al-Baqarah Ayat 155
Bahwasanya kita harus senantiasa bersabar dan bertawakal dengan segala cobaan yang Allah berikan kepada kita baik itu brups kegagalan dalm usaha, kekurangan makan dan problema lain dalam kegiatan ekonomi. Allah juga memerintahkan kita agar selalu beriman dan meminta pertololongan hanya kepada Allah swt.
b.    Surat Al-Baqarah Ayat 177
Allah menjelaskan kepada semua umat manusia, bahwa kebaktian itu bukanlah sekedar menghadapkan muka kepada suatu arah yang tertentu, baik ke arah timur maupun ke arah barat, tetapi kebaktian yang sebenarnya ialah beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, iman yang bersemayam di lubuk hati yang dapat menenteramkan jiwa, yang dapat menunjukkan kebenaran dan mencegah diri dari segala macam dorongan hawa nafsu dan kejahatan. Beriman kepada hari akhirat sebagai tujuan terakhir dari kehidupan dunia yang serba kurang dan fana ini. Beriman kepada malaikat yang di antara tugasnya menjadi perantara dan pembawa wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul. Beriman kepada semua kitab-kitab yang diturunkan Allah, baik Taurat, Injil maupun Alquran dan lain-lainnya, jangan seperti Ahli Kitab yang percaya pada sebagian kitab yang diturunkan Allah, tetapi tidak percaya kepada sebagian lainnya, atau percaya kepada sebagian ayat-ayat yang mereka sukai, tetapi tidak percaya kepada ayat-ayat yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Beriman kepada semua nabi tanpa membedakan antara seorang nabi dengan nabi yang lain. 
Iman tersebut harus disertai dan ditandai dengan amal perbuatan yang nyata sebagaimana yang diuraikan dalam ayat ini, yaitu:
a.    Memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat yang membutuhkannya. Anggota keluarga yang mampu hendaklah lebih mengutamakan memberi nafkah kepada keluarga yang lebih dekat.
b.    Memberikan bantuan harta kepada anak-anak yatim karena anak-anak kecil yang sudah wafat ayahnya adalah orang-orang yang tidak berdaya. Mereka membutuhkan pertolongan dari bantuan untuk menyambung hidup dan meneruskan pendidikannya hingga mereka bisa hidup tenteram sebagai manusia yang bermanfaat dalam lingkungan masyarakatnya.
c.    Memberikan harta kepada orang-orang musafir yang membutuhkan sehingga mereka tidak terlantar dalam perjalanan dan terhindar dari pelbagai kesulitan.
d.    Memberikan harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta karena tidak ada jalan lain baginya untuk menutupi kebutuhannya.
e.    Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya, sehingga ia dapat memperoleh kemerdekaan dan kebebasan dirinya yang sudah hilang.
f.    Mendirikan salat, artinya melaksanakannya pada waktunya dengan khusyuk lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
c.    Surat Azariyat Ayat 56
Ayat di atas memiliki makna yang cukup luas. Dari ayat ini, untuk beribadahlah tujuan manusia dan jin diciptakan. Oleh karena itu, sama sekali tidak bertentangan dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa Allah telah menjelaskan bahwa Allah telah membuat kebanyakan manusia dan jin untuk menempati jahanam.
Segolongan ahli tafsir berpendapat bahwa makna ayat ini adalah Aku tidaklah menjadikan manusia dan jin melainkan supaya tunduk dan merendahkan diri kepada-Ku. Karena itu, tiap makhluk baik jin maupun manusia tunduk kepada ketetapan dan kehendak Allah.
d.    Surat Ali-Imran Ayat 92
Dalam surat ini Tuhan menegaskan bahwa tanda-tanda iman yang baik adalah beriman dengan neracanya yang benar untuk mengeluarkan harta yang dicintai ke jalan Allah dengan sikap iklas serta niat yang baik. Karena seseorang tidak bisa menjadi mukmin yang benar, jika belum mau membelanjakan sebagian harta yang dicintainya.


e.    Surat Huud Ayat 6
Sesungguhnya Allah telah mengatur rizki yang akan diberikan kepada makhluk ciptaan-Nya. Kita harus menerima dan senantiasa mensyukurinya.
f.    Surat An’am Ayat 151
Di dalam permulaan ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah Muhammad saw. agar mengatakan kepada kaum musyrikin yang menetapkan hukum menurut kehendak hawa nafsu bahwa ia akan membacakan wahyu yang akan diturunkan Allah kepadanya. Wahyu itu memuat beberapa ketentuan tentang sesuatu yang diharamkan kepada mereka. Ketentuan-ketentuan hukum itu datangnya dari Allah, maka ketentuan-ketentuan itulah yang harus ditaati, karena dia sendirilah yang berhak menentukan ketentuan hukum dengan perantara wahyu disampaikan oleh Rasul-Nya yang memang diutus untuk menyampaikan ketentuan-ketentuan hukum itu kepada sekalian manusia.
Ketentuan-ketentuan hukum yang disampaikan Rasul kepada kaum musyrikin itu berinti 10 ajaran pokok yang sangat penting yang menjadi inti pula dari agama Islam dan semua agama yang diturunkan Allah ke dunia. Lima buah ketentuan di antara ketentuan-ketentuan itu terdapat dalam ayat ini, empat buah di antaranya terdapat dalam ayat berikutnya, sedang sebuah ketentuan lagi terdapat dalam ayat berikutnya lagi.
Pada permulaan ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw. supaya mengatakan kepada kaum musyrikin, bahwa dia akan membacakan kepada mereka wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadanya tentang apa yang diharamkan-Nya kepada mereka. Dia sendirilah yang mempunyai syariat yang berhak menentukan hukum dan aku adalah sebagai rasul-Nya untuk menyampaikannya.
Lima yang disebutkan pada ayat ini adalah:    
(1) Jangan mempersekutukan Allah.
(2) Berbuat baik terhadap dua orang ibu bapak.
(3) Jangan membunuh anak karena takut kemiskinan.
(4) Jangan mendekati (berbuat) kejahatan secara lahir maupun secara tersembunyi.
(5) Jangan membunuh jiwa yang diharamkan membunuhnya oleh Tuhan.
Adapun larangan tidak boleh mempersekutukan Allah adalah pokok pertama yang paling mutlak, baik dengan perkataan atau iktikad, seperti mengatakan mempercayai bahwa Tuhan itu bersekutu maupun dengan perbuatan seperti mempersekutukannya dengan berhala-berhala atau sembahan-sembahan lainnya.
Pada ayat ini sebagaimana pada ayat-ayat lainnya di dalam Alquran setelah Allah memerintahkan manusia supaya bertauhid dan jangan mempersekutukan-Nya, maka pada urutan kedua Allah memerintahkan manusia supaya berbuat baik terhadap kedua orang tua. Ini semua cukup jelas menerangkan bagaimana pentingnya berbuat baik terhadap kedua orang tua, meskipun mereka salah atau menyuruh anaknya mempersekutukan Tuhan, namun si anak tetap harus berbuat baik terhadap mereka dalam dunia ini dan menolak suruhan atau ajakannya untuk mempersekutukan Tuhan itu dengan baik.
g.    Surat Al-Isra Ayat 31
Salah satu keburukan masyarakat jahiliyahadalah membunuh anak-anak perempuan antara lain faktor kemiskinan. Jangan khawatirkan tentang rizki mereka dan rezeki kamu bukan kamu sumber rezeki tetapi Kamilah sumbernya. Karena itu kami yang akan memberi yakni meyiapkan sarana rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu. Yang penting masing-masing berusa untuk memperolehnya.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa besar. Larangan pada ayat ini ditujukan kepada umum. Dipahami dalam bentuk jamaknya adalah keburukan yang telah tersebar didalam masyarakat jahiliyah atau penggunaan bentuk jamak itu untuk mengisyaratkan bahwa apa yang dipesankannya merupakan tanggung jawab kolektif berbeda dengan bentuk tunggal.
Motifasi pembunuhan yang dibicarakan oleh ayat ini adalah kemiskinan yang sedang dialami oleh ayah dan kekhawatirannya akan semakin terpuruk dalam kesulitan hidup akibat lahirnya anak. Maka dari itu, Allah segera memberi jaminan kepada sang ayah dengan menyatakan bahwa: Kami akan memberi rizki kepada kamu, baru kemudian dilanjutkan dengan jaminan ketersediaan rezeki untuk anak yang dilahirkan yakna 
3.    Munasabah Ayat

4.    Peran Akidah terhadap Aktifitas Ekonomi
Peranan akidah terhadap aktifitas ekonomi sangatlah penting. Karena Allah sangat meridhai orang-orang yang berada di jalan-Nya, orang-orang yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya dan Allah sangat murka dengan orang-orang yang keluar dari syariat agama islam. Seseorang yang memiliki akidah yang baik mereka tidak akan bekerja (melakukan aktifitas ekonomi) yang dapat merugikan orang lain, bahkan mereka akan selalu mempertimbangkan pekerjaan dan rekan kerjanya. Tetapi bagi mereka yang tidak memiliki akidah yang baik, mereka akan bekerja tanpa memikirkan orang lain. Mereka hanya memikirkan urusan dan keuntungan pribadi saja.
   




0 komentar:

Posting Komentar