Saat Jilbab Kehilangan
Fungsi
Berbicara mengenai jilbab, seseorang biasanya mengacu
kepada kerudung yang di ikatkan pada kepala, dan biasanya dikenakan perempuan
muslimah. Di Indonesia, jilbab sering kali disamaartikan dengan Hijab. Hijab yaitu pakaian muslimah; kerudung atau pakaian longgar yang
tak tembus cahaya.
Adapun beberapa kriteria jilbab dan pakaian muslimah
adalah pertama, menutup aurat yaitu
seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Kedua, bukan berfungsi sebagai perhiasan. Jilbab digunakan untuk
menutupi perhiasan wanita. Sehingga tidak masuk akal jika jilbab itu sendiri
menjadi perhiasan. Ketiga, kainnya
harus tebal. Sebab, yang menutup itu tidak akan terwujud kecuali dengan kain
yang tebal. Keempat, harus longgar,
sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya. Kelima, tidak diberi wewangian. Karena berdasarkan hadits
Rosulullah Saw, yang artinya: “Siapapun
perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka
mendapatkan baunya, maka Ia adalah pezina”.
Jilbab merupakan simbol Islami. Islam memerintah
wanita-wanita muslim untuk berjilbab sebagai busana muslimah yang membedakan
orang-orang muslim dengan non-muslim. Menurut sudut pandang Islam, jilbab
digunakan untuk menutup aurat. Mengenakan jilbab yang sangat baik adalah
menutupi seluruh anggota tubuh dan hanya menampakkan mata saja. Jilbab
mempunyai nilai fungsi dalam kehidupan seorang muslimah yaitu melindungi dari
fitnah, mengangkat derajat di mata Allah SWT, menjadi kontributor dalam
menciptakan lingkungan sehat, dan sebagai perisai dari perbuatan tercela.
Saat ini, jilbab hanyalah sebuah trend mode, fashion, dan bahkan hanya sebagai aksesoris. Fungsi
jilbab yang semestinya diarahkan untuk menutupi aurat, seperti dada dan
pinggul, justru diabaikan. Jika dilihat dari masyarakat Indonesia saat ini, khususnya untuk
para remajanya. Memang bagus, mereka menggunakan jilbab dengan baik. Namun
mereka berpakaian sangat ‘provokatif’,
misalnya menampakkan lekuk-lekuk kemolekan tubuh. Mereka malah menggunakan
pakaian yang ketat, tipis, transparan dan celana ketat yang full pressed body. Cara mengenakan
jilbab seperti itu biasa disebut jilbab gaul.
Segelintir orang berkomentar “ Masih mending memakai
jilbab gaul, daripada tidak sama sekali”. Yang lainnya menyatakan, “Inikan
masih belajar untuk menutup aurat”. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas nampak
benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslimah diharuskan untuk
menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah. Alih-alih dipandang sebagai sebuah kebaikan daripada tidak
menutup aurat sama sekali, mereka justru beriman setengah-setengah. Jilbab gaul
tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera
pribadi semata. Mereka mengenakan simbol Islami, tetapi juga tidak mau
meninggalkan mode yang sedang booming.
Maraknya fenomena penggunaan jilbab gaul oleh para remaja
dan muslimah, boleh jadi disebabkan karena hanya ikut-ikutan saja. Sebab
pemahaman keislamannya belum terlalu, atau bahkan mereka sudah termakan berbagai
propaganda-propaganda musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar
rumah dalam keadaan ‘telanjang’. Propaganda-propaganda yang menyimpulkan jilbab
hanyalah pakaian adat wanita Arab saja. Hingga banyak dari kalangan muslimah
termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syar’i.
Bahkan lucunya, kini ada pandangan yang menyatakan bahwa
perempuan yang memilih untuk berjilbab panjang, maka akan kehilangan respect dari kaum lelaki. Padahal,
ditilik dari sudut pandang Islam, perempuan dewasa yang tidak menutup aurat,
justru merekalah yang akan kehilangan respect
dari setiap muslim dan muslimah bahkan kehilangan respect dari Allah SWT tentunya.
Terlepas dari uraian di atas, alangkah lebih pantas jika
jilbab digunakan sebagaimana fungsi aslinya, jangan menggunakannya hanya
sebagai gaya
saja atau sebagai trend semata.
Dengan berjilbab sesuai fungsinya tersebut, seorang muslimah dapat
mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran Islam. Ia akan terdorong untuk
berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. Karena manusia benar-benar menilai
orang lain atas dasar busananya. Wanita mengenakan busana muslimah yaitu
berjilbab yang baik, maka wanita itu akan selalu dipersepsi dalam kategori
muslimah.
0 komentar:
Posting Komentar