About

2NE1 - I Am the Best

Powered by mp3skull.com
Asih Nurhidayati

Pages

Selasa, 23 April 2013

IT Bisnis



IT BISNIS

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan: pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI). " Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain.

Sedangkan bisnis, dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

Jadi jika IT dan bisnis digabungkan akan sangat bermanfaat di dalam kehidupan kita. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) untuk mendukung organisasi dalam merespon tekanan bisnis dan mencapai tujuannya sudah dianggap sebagai suatu keharusan oleh setiap organisasi maupun perusahaan. Hal ini didasari oleh cerita-cerita sukses implementasi IT di banyak negara. Namun meningkatnya kompleksitas, intekonektivitas, dan globalisasi membuat pengembangan IT membutuhkan biaya yang besar dan juga menimbulkan berbagai resiko. Pada saat yang sama, IT juga menawarkan peluang yang sangat besar sebagai enabler bisnis dan merubah pola bisnis . Biaya, resiko dan peluang yang ditawarkan tidak hanya membuat IT strategis bagi pertumbuhan organisasi, tapi juga penting bagi kelangsungan perusahaan.

Pada masa lalu, menjalankan organisasi IT sebagai fungsi support, fungsi yang terpisah dan berbeda dari bisnis adalah common practice. Saat ini, kebanyakan investasi infrastruktur dan aplikasi IT sudah menjangkau fungsi bisnis. Beberapa organisasi bahkan mengintegrasikan partner dan customer ke dalam internal process mereka melalui pemanfaatan IT. Oleh karena itu, manajemen merasakan perlunya hubungan yang lebih erat antara IT dan bisnis.

Isu manajemen ini sudah didiskusikan dalam beberapa artikel dan study yang intinya menyatakan: agar implementasi IT berhasil, maka sisi bisnis organisasi harus terlibat dan commit pada apa yang bisa diberikan oleh IT pada bisnis. Untuk meghasilkan layanan yang diinginkan oleh organisasi, IT harus diatur oleh bisnis sebagai sebuah bisnis. Hal inilah yang merupakan isu utama dari IT governance.

Selain isu governance, saat ini sering timbul pertanyaan, apakah banyaknya investasi IT yang dikeluarkan seiring dengan manfaat yang diperoleh? Banyak kejadian di Indonesia dimana implementasi IT hanya sekedar membeli produk aplikasi, menginstall di server, mentraining operator, dan kemudian mengoperasikannya sehingga timbul kondisi pemanfaatan teknologi informasi tidak mampu memberikan nilai tambah bagi organisasi karena kurangnya analisa alignment bisnis dan kontrol terhadap proses yang ada.

Oleh karena besarnya biaya serta resiko yang ada dalam pemanfaatan IT, maka organisasi harus tahu sejauh mana organisasi telah mengelola IT mereka, dimana peran manajemen dan seberapa besar perannya dalam pengelolaan IT, serta apa yang harus dilakukan untuk menuju ke arah yang lebih baik?



IT Dan Peluang Yang Ditawarkan IT

Dalam dunia informasi saat ini, kelangsungan dan sukses dari sebuah organisasi sangat tergantung pada efektivitas pengelolaan informasi dan teknologi informasi (TI) yang dimiliki. Dalam lingkungan informasi global, dimana informasi melintas tanpa halangan waktu, jarak dan kecepatan memacu munculnya:

    Peningkatan ketergantungan terhadap informasi dan system pengelola informasi tersebut
    Peningkatan vulnerabilitas pada bisnis dan semakin luasnya ancaman dan resiko, seperti ancaman cyber dan perang informasi
    Skala dan biaya investasi informasi dan system informasi yang makin besar
    Potensi teknologi secara dramatis merubah organisasi dan praktek bisnis, membuat peluang baru atau bisa juga mengurangi biaya.

Bagi kebanyakan organisasi, informasi dan teknologi yang mendukungnya merupakan asset yang paling berharga bagi mereka. Lebih jauh lagi, dalam perubahan perangkat bisnis yang cepat dan kompetitif saat ini, manajemen makin meningkatkan harapan mereka terhadap fungsi yang diberikan oleh IT dimana manajemen memerlukan peningkatan kualitas, fungsionalitas dan kemudahan penggunaan, penurunan waktu, peningkatan layanan serta menuntut hal ini dapat dicapai dengan harga yang lebih rendah. Hal ini memunculkan persepsi baru, IT sebagai enabler dari strategic importance serta menawarkan peluang yang signifikan pada bisnis organisasi, dimana mereka memberi peluang:

    Meningkatkan nilai tambah pada produk atau layanan
    Membantu dalam competitive positioning
    Menurunkan biaya operasional, meningkatkan efisiensi administratif
    Meningkatkan efektifitas manajerial



Menurut ITGI (Information Technology Governance Institute) dalam publikasinya tentang: IT Governance Executive Summary, dijelaskan ada beberapa alasan mendasar yang membuat IT penting bagi organisasi, yaitu:

    IT memiliki kontribusi langsung pada market value

Faktor pendorong pentingnya IT disini adalah nilai informasi. Informasi dan asset tak berwujud lainnya (seperti: SDM, merek, manajemen yang berkualitas, dsb) saat ini merupakan bagian dari sumber keunggulan kompetitif dan kebanyakan asset ini selalu berada disekitar IT. Penggunaan IT telah menjadi business enablement dalam networked marketplace yang terus meningkat. Dalam dunia IT, manajemen harus memiliki awareness terhadap nilai strategis dari asset informasi organisasi dan kemampuan untuk mengembangkan informasi tersebut. Peningkatan peran intangible asset membuat dampak yang dimiliki IT pada shareholder value sangat penting.

    IT diperlukan dalam pencapaian sasaran bisnis



Sasaran bisnis tidak dapat dicapai tanpa dukungan IT yang berkelanjutan, efektif dan efisien.Realitas ini didasari oleh beberapa situasi seperti:

    Perusahaan/organisasi tidak mampu untuk exist tanpa IT, contohnya, pada perusahaan penerbangan, bank, komunikasi, media perusahaan lainnya yang IT dependent.
    Ketergantungan perusahaan/organisasi pada model bisnis yang didukung IT untuk supply chain management
    Ketidakmampuan untuk mendukung arus pendapatan tanpa otomisasi
    Ketidakmampuan untuk patuh dengan regulasi atau tingkat layanan tanpa IT
    IT melibatkan investasi yang besar disertai dengan berbagai resiko

Tidak tercapainya sasaran bisnis adalah resiko dasar dan yang penting dari IT. Untuk mengelola resiko yang ada, maka diperlukan investasi yang besar pada pengelolaan IT untuk proses risk management.

Banyak organisasi mengenali potensi manfaat yang dapat diberikan oleh Teknologi, namun meraka belum memahami bagaimana seharusnya teknologi tersebut dikelola agar memberikan nilai tambah yang maksimal dengan resiko yang minimal serta penggunaan resource yang bertanggung jawab.

0 komentar:

Posting Komentar