BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembicaraan tentang filsafat Islam tidak bisa terlepas dari pembicaraan
filsafat secara umum. Berfikir filsafat merupakan hasil usaha manusia yaang
berkesinambungan di seluruh jagad raya ini. tidak dapat diragukan lagi bahwa
ada pemikiran filsafat yang tumbuh dalam Islam. Mempunyai banyak tokoh dan
aliran, problematika dan teori, di samping berbagai kekhususan dan
keistimewaannya. Filsafat Islam tumbuh dan berkembang di bawah naungan Islam,
dipengaruhi oleh ajaran-ajarannya dan hidup di bawah suasana peradabannya.
Ada
filsafat Islam yang punya ciri khas tersendiri, yang secara tidak
dipertentangkan lagi merupakan suatu lingkaran dalam mata rantai pikiran
manusia yang mengambil dari mata rantai terdahulu sekaligus memberikan bahan
kepada filsafat yang datang sesudahnya. Filsafat ini punya eksistensi,
sendi-sendi sekaligus penemuan baru (yang ciri khasnya).
Disini
akan dibahas secara lebih terperinci mengenai filsafat Islam. Mulai dari pengertian,
perkembangan dan tokoh-tokoh dalam filsafat Islam.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari Filsafat Islam?
2. Bagaikan perkembangan Filsafat Islam?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam Filsafat Islam?
1.3 Tujuan
Dalam
penulisan makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu:
1. Mengetahui pengertian Filsafat Islam.
2. Mempelajari perkembangan Filsafat Islam.
3.
|
1.4 Manfaat
Dalam penulisan
makalah ini, manfaat yang dapat kita peroleh yaitu:
1.
Mengetahui mengenai
pengertian Filsafat Islam.
2.
Mengetahui
perkembangan dan tokoh-tokoh dalam Filsafat Islam.
3.
Menambah pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Filsafat Islam
Islam
sebagai agama yang mengajak untuk memikirkan, menganalisa dan mengarahkan
pandangan kepada bukti-bukti yang ada di langit dan di bumi. Islam tidak
mengharamkan pembahasan atau mempersempit kebebasan berfikir.
Filsafat
Islam khas dengan berbagai masalah dan problematika, yang dikemukakan sebagai
penyelesaiannya filsafat Islam meneliti problematika yang satu dan banyak
menyelesaikan korelasi antara Allah SWT dengan para pemeluknya sebagai problema
yang menyulut peradaban panjang dikalangan mutakalamin. Filsafat Islam
dilahirkan oleh lingkungan dimana dia hidup dan tidak terlepas dari kondisi
yang melingkupinya, maka filsafat Islam adalah filsafat religius spiritual.[1]
Namun
bila dilihat dari sejarah peradaban umat
Islam, maka munculnya pemikiran filsaat dalam dunia Islam ini merupakan gejala
dari perkembangan keilmuan dalam masyarakat Islam sejak timbulnya agama Islam.
Bukanlah agama Islam sejak dini telah memberikan jawaban-jawaban yang tegas dan
ringkas mengenai beberapa persoalan metafisika, Tuhan, jiwa dan manusia. Pengetahuan tersebut pada
mulanya diterima begitu saja namun kemudian diperluas dan dikembangkan dengan
memadukan kebenaran wahyu dan akal rasio.[2]
Filsafat
Islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran Islam. Adapun
definisinya secara khusus seperti apa yang dikemukakan penulis Islam sebagai
berikut:[3]
1.
|
2. Ahmad Fu’ad Al-Ahwaniy, filsafat Islam adalah
pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam.
3. Muhammad ‘Athif Al-‘Iraqy, filsafat Islam secara
umum di dalamnya tercakup ilmu kalam, ilmu ushul fiqih, ilmu tasawuf, dan ilmu
pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh intelektual Islam. Pengertiannya
secara khusus, ialah pokok-pokok atau dasar-dasar pemikiran filosofis yang
dikemukakan para filosof Muslim.
Jelaslah bahwa filsafat Islam
merupakan hasil pemikiran umat Islam secara keseluruhan. Pemikiran umat Islam
ini merupakan dorongan ajaran Al-qur’an dan hadis. Perlu di ingat bahwa
filsafat Islam adalah filsafat yang
bermuatan religius (keagamaan), namun tidak mengabaikan persoalan-persoalan
kefilsafatan. Jadi, pengakuan tentang
tentang adanya filsafat Islam harus dilihat dari ajaran pokok agamanya.
Karena pada hakikatnya jika tidak ada ilham Al-qur’an sebagai sumber dorongan,
filsafat dalam dunia Islam dalam arti yang sebenarnya tidak akan pernah ada.[4]
2.2
Perkembangan dan Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
Dalam
sejarah dunia filsafat, Yunani merupakan tempat tonggak awal mula munculnya
filsafat. Waktu itu pemikiran filsafat mulai tumbuh dan berkembang di beberapa
kota di Yunani.[5]
Pemikiran filosof masuk ke dalam dunia
Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai ahli-ahli pikir Islam di Siria,
Mesopotamia, Persia dan Mesir. Filsafat Yunani datang ke daerah-daerah ini
ketika penaklukan Alexander Yang Agung ke Timur pada abad ke empat (331)
sebelum Masehi.[6]
Barulah pada zaman Dinasti Bani Abbas
dengan pusat kerajaannya Baghdad mulai tertarik pada filsafat Yunani.[7] Khalifah-khalifah
Bani Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani dengan
cara-cara pengobatannya. Kemudian mereka juga tertarik kepada ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya termasuk filsafat.[8]
Golongan yang banyak tertarik kepada
filsafat Yunani adalah kaum Mu’tazilah. Pembahasan
mereka dalam bidang Teologi banyak diwarnai pemikiran filosufi.[9]
Maka kemudian muncullah para filosuf Islam Arab khususnya dan negeri-negeri Islam
pada umumnya, seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd,
dan lain-lainnya.
Tokoh-Tokoh
Filsafat Islam
1.
Al-Kindi (795-873 M)
A. Biografi
Ia mempunyai nama
lengkap Abu Yusuf Ya’qub Khufah. Ia berasal dari keturunan bangsawan Arab dari
Kindah di Arab Selatan. Orang tuanya adalah seorang gubernur di Basrah pada
masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid.[10]
Al-Kindi
dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H (801 M) dari keluarga kaya dan
terhormat. Kakek buyutnya, Al-Asy’as ibnu Qais, adalah seorang sahabat Nabi
Muhammad Saw.[11]
Al-Kindi mengalami
kemajuan pikiran Islam dari penerjemahan buku-buku asing kedalam bahasa Arab,
bahkan ia termasuk pelopornya. Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama
filsafat. Dalam suasana yang penuh pertentangan agama dan mazhab, dan yang
dibanjiri oleh paham golongan Mu’tazilah
serta ajaran-ajaran syi’ah.
Al-Kindi adalah
orang pertama yang memasukkan kajian filsafat sebagai salah satu ilmu
keislaman.[12]
Ia penganut aliran
Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat. Bagi Al-Kindi orang yang menolak
filsafat berarti mengingkari kebenaran, dan dapat dikelompokkan kafir, karena
orang tersebut telah jauh dari kebenaran.[13]
Tentang kapan
Al-Kindi meninggal tidak ada suatu keteranganpun yang pasti. Mustafa ‘Abd
Al-Raziq cenderung mengatakan tahun wafatnya adalah 252 H, sedangkan Massignon
menunjuk tahun 260 H.[14]
Ia meninggal pada tahun 873 M di Baghdad.[15]
B. Filsafat dan Karya-Karya Al-Kindi
Menurut Al-Kindi
filsafat ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran). Sesuatu menurut kesanggupan
manusia, ilmu ketuhanan, ilmu keesaan, ilmu keutamaan, ilmu tentang semua yang
berguna dan cara memperolehnya serta cara menjauhi perkara-perkara yang
merugikan. Dalam pemikiran filosufisnya Al-Kindi banyak dipengaruhi oleh
Aristoteles, Plato, dan neo-Plationisme. Diantara hasil karyanya yang terkenal
adalah Hallmuth Rittter.[16]
Al-Kindi
berpendapat bahwa alam itu temporal dan berkomposisi, yang karenanya ia
membutuhkan Pencipta yang menciptakannya.[17]
Ia membagi
filsafat kepada tiga bagian, yaitu (1) thibiyyat,
sebagai tingkat yang paling bawah; (2) al-ilm
ar-riyadhi, sabagai tingkatan tengah-tengah; (3) ilm ar-rububiyyah, sebagai tingkatan yang paling tinggi.[18]
2.
Al-Farabi (870-950 M)
A. Biografi
Nama lengkap
Al-Farabi adalah Abu nashr Muhammad bin
Muhammad bin Tharkhan Al-Farabi. Sebutan Al-Farabi diambil dari nama kampung
kelahirannya Al-Farabi.[19]
Ia dilahirkan di Wasij, Distrik Farab, Turkistan pada tahun 257 H/870 M.[20]
Sejak kecil
Al-Farabi suka belajar dan ia mempunyai kecakapan luar biasa dalam bidang
bahasa. Bahkan yang dikuasainya antara lain bahasa Iran. Namun ia tidak
mengenal bahasa Yunani dan Suryani, yaitu bahasa-bahasa ilmu pengetahuan dan
filsafat pada waktu itu.
Al-Farabi dalam
dunia Islam mendapat kehormatan dengan julukan al-Mu’allim al-Sany (Guru Kedua).[21]
Pada tahun 330 H
(941 M) ia pindah dan menetap di Damsyik sampai wafatnya pada tahun 337 H (950
M).
B. Filsafat dan Karya-Karya Al-Farabi
Ia mendefinisikan
filsafat sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada.
Pokok filsafat politik kenegaaan Al-Farabi ialah autokrasi.[22]
Mengenai
pengertian filsafat, ia mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang
wujud karena ia wujud.[23]
Menurut Al-Farabi
Tuhan tidak mengetahui yang particular artinya Pengetahuan Tuhan tentang yang
rinci tidak sama dengan pengetahuan manusia, Tuhan dapat menangkap yang
universal. Pengetahuannya yang paticular tidak secara langsung, melainkan ia
sebagai sebab bagi yang particular.[24]
Berikut ini karangan
Al-Farabi ialah:
1) Tahsil As-Sa’adah
2) ‘Ujunul-Masail
3) Ara-u Ahlil-Madinah Al-Fadhilah
4) Ih-Sa’u Al-Ulum
5) Al-Jam’u baina Ra-jai Al-Hakimaini
6) Aghradhu Ma Ba’da Ra-Jai Al-Hakimaini
3.
Ibnu Sina (980-1037 M)
A. Biografi
Nama lengkap Ibnu
Sina ialah Abu Ali Husain Ibnu Abdillah Ibnu Sina. Di Barat lebih dikenal
dengan nama Avicenna.[25]
Ibnu Sina dilahirkan di Afsyana dekat Bukhara pada tahun 980 M dan meninggal
dunia pada tahun 1037 M dalam usia 58 tahun. Jasadnya dikebumikan di Hamadzan.[26]
Ia dikenal sebagai
ahli filsafat dan ahli kedokteran. Dalam bidang filsafat ia menulis dalam
bukunya yaitu: logika, ilmu alam, ilmu pasti dan ilmu ilmu ketuhanan. Dalam
bidang kedokteran yang berjudul Al-qur’an.
B. Filsafat dan Karya-Karya Ibnu Sina
Sebagai filosuf
muslim ia berusaha mendekatkan jarak antara teori filsafat dan dalil agama.
Menurutnya bahwa banyak dari hasil pemikiran filsafat yang sesuai dengan
prinsip dengan prinsip agama.
Ibnu Sina
mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al-Aqlu
(akal). Ia memikirkan diri-Nya lalu melikirkan sesuatu di luar dirinya
menyebabkan timbulnya akal lain yang dinamakan Akal Pertama.[27]
Bagi Ibnu Sina,
Allah adalah sesuatu yang harus ada dengan sendirinya, tidak ada sesuatu apapun
juga yang menyekutui-Nya dalam substansi-Nya, karena Ia tidak memiliki
tandingan maupun lawan, genus diferensia maupun batasan.
Ibnu Sina walaupun
sibuk bekerja dalam pemerintahan, namun ia adalah seorang penulis yang luar
biasa produktif sehingga ia tidak sedikit meninggalkan karya tulis yang sangat
besar pengaruhnya baik di dunia Barat maupun di dunia Timur. Di antaranya
adalah:[28]
1) Al-Syifa’
2) Al-Najat
3) Al-Qanun fi al-Thibb
4) Al-Isyarat wa al-Tanbihat
4.
Al-Ghazali (1058-1111 M)
A. Biografi
Al-Ghazali bernama
lengkap Abu Hamid Muhammad Ibnu Ahmad Al-Ghazali Al-Thusi. Ia dilahirkan pada
tahun 450 H/1058 M di Ghazal, Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Iran.[29]
Al-Ghazali diberi
gelar kehormatan dengan Hujjat al-Islam karena
pembelaannya yang mengagumkan terhadap agama Islam.[30]
Ia membela Islam dalam menolak orang-orang Nasrani, juga dalam serangannya
terhadap kaum Batiniah dan kaum Filosof.[31]
Menurut
Al-Ghazali, Allah adalah satu-satunya sebab bagi alam. Alam Ia ciptakan dengan
kehendak dan kekuasaan-Nya, karena kehendak Allah adalah sebab bagi segala yang
ada, sedangkan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.[32]
Ia meninggal dunia pada tahun 1111 M dalam usia 54 tahun di Naisabur.[33]
B. Filsafat dan Karya-Karya Al-Ghazali
Al-Ghazali sangat
aktif dan disiplin dalam memberikan kuliah dalam bidang fiqh madzab syafi’i.
Dalam perjalanan hidup yang cukup singkat, Imam Ghazali banyak menyimpan
rahasia yang terkandung dalam berbagai karya yang ditinggalkan.
Karya-karya
Al-Ghazali dipekirakan 300 Buah.[34]
Dalam setiap tahun, ia menghasilkan karya tidak kurang dari 10 buah
(kitab/buku) diantaranya sebagai berikut:
a) Ilmu kalam dan filsafat
b) Kelompok fiqh dan ushul fiqh
c) Kelompok tafsir
d) Kelompok ilmu tasawuf dan akhlak secara integral
bahasanya.
Di bawah ini
beberapa wasiat dari karya ilmiahnya yang paling besar pengaruhnya terhadap
pemikiran umat Islam.[35]
1) Ihya’ Ulum al-Din
2) Al-Iqtishad fi al-I’tiqad
3) Maqasid al-Falasifat
4) Tahafut al-Falasifat
5) Mizan al-‘amal
5.
Ibnu Rusyd (1126-1198 M)
A. Biografi
Nama lengkap Ibnu
Rusyd ialah Abu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Rusyd. Ia dilahirkan pada tahun 510
H/1126 M di Cordova, Andulus sekitar 15 tahun wafatnya Al-Ghazali. Orang barat
menyebutnya dengan nama Averrois.[36]
Suatu hal yang
sangat mengagumkan ialah hampir seluruh hidupnya ia pergunakan untuk belajar
dan membaca.[37] Di masa mudanya Ibnu
Rusyd belajar Teologi Islam, hukum Islam, ilmu kedokteran, matematika,
astronomi, sastra dan filsafat. Pada tahun 1169 M. Ia diangkat menjadi hakim di
Seville dan pada tahun 1182 M hakim di cordova.[38]
B. Filsafat dan Karya-Karya Ibnu Rusyd
Menurut Ibnu Rusyd
tugas filsafat ialah tidak lain dari berfikir tentang wujud untuk mengetahui
pencipta semua yang ada ini. Dan Al-qur’an menyuruh supaya manusia berfikir
tentang wujud dan alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan.[39]
Ibnu Rusyd adalah
seorang ulama besar dan pengulas yang dalam terhadap filsafat Aristoteles.
Karangannya meliputi berbagai ilmu, seperti fiqh, usul, bahasa, kedokteran,
astronomi, politik, akhlak, dan filsafat. Tidak kurang dari sepuluh ribu lembar
yang telah ditulisnya.karena sangat tinggi penghargaannya terhadap Aristoteles,
tidak mengherankan kalau ia memberikan perhatian besar untuk mengulaskan dan
meringkas filsafat Aristoteles.
Buku-bukunya yang
lebih penting dan yang sampai kepada kita ada empat:[40]
1)
Bidayatul-Mujtahid,
ilmu fiqh
2)
Faslul-Maqalfi
ma baina Al-Hikmati was-Syari’at min Al-Ittisal (ilmu kalam)
3)
Manahij
Al-Adillah fi Aqaidi Ahl Al-Millah (ilmu kalam)
4)
Tahafur
At-Tahafut
Salah satu
kelebihan karya tulisnya ialah gaya penuturan yang mencakup komentar, koreksi,
dan opini sehingga karyanya lebih hidup dan tidak sekedar deskripsi belaka.
Namun, amat disayangkan karangannya sulit ditemukan dan sekiranya ada sudah
diterjemahkan orang ke dalam bahasa Latin dan Hebrew (Yahudi), bukan dalam
bahasa aslinya (Arab). Ini semua akibat tragedi nista yang menimpa dirinya
ketika diadili dan dibuang ke Lucena di mana buku-bukunya yang mengandung
filsafat dimusnahkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat Islam adalah perkembangan pemikiran umat
Islam dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang
disinari ajaran Islam. Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat Islam
secara keseluruhan.
Dalam
sejarah dunia filsafat, Yunani merupakan tempat tonggak awal mula munculnya
filsafat. Pemikiran filosuf masuk ke dalam dunia Islam melalui filsafat Yunani
yang dijumpai ahli-ahli pikir Islam di Suria, Mesopotamia, Persia dan Mesir.
Golongan yang banyak tertarik kepada filsafat Yunani adalah kaum Mu’tazilah.
Tokoh-tokoh filsafat Islam
1.
Al-Kindi
Menurut Al-Kindi filsafat
ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran). Sesuatu menurut kesanggupan manusia,
ilmu ketuhanan, ilmu keesaan, ilmu keutamaan, ilmu tentang semua yang berguna dan
cara memperolehnya serta cara menjauhi perkara-perkara yang merugikan. Diantara
hasil karyanya yang terkenal adalah Hallmuth
Rittter.
2.
Al-Farabi
Ia mendefinisikan filsafat sebagai
ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada. Pokok filsafat
politik kenegaaan AL-Farabi ialah autokrasi.
Berikut ini karangan Al-Farabi ialah:
1) Tahsil As-Sa’adah
2) ‘Ujunul-Masail
3) Ara-u Ahlil-Madinah Al-Fadhilah
4) Ih-Sa’u Al-Ulum
5) Al-Jam’u baina Ra-jai Al-Hakimaini
6) Aghradhu Ma Ba’da Ra-Jai Al-Hakimaini
3.
Ibnu Sina
|
Karyanya antara
lain adalah:
1) Al-Syifa’
2) Al-Najat
3) Al-Qanun fi al-Thibb
4) Al-Isyarat wa al-Tanbihat
4.
Al-Gazhali
Al-Ghazali sangat aktif dan disiplin
dalam memberikan kuliah dalam bidang fiqh madzab syafi’i. Dalam perjalanan
hidup yang cukup singkat, Imam Ghazali banyak menyimpan rahasia yang terkandung
dalam berbagai karya yang ditinggalkan.
Karyanya antara lain adalah:
1) Ihya’ Ulum al-Din
2) Al-Iqtishad fi al-I’tiqad
3) Maqasid al-Falasifat
4) Tahafut al-Falasifat
5) Mizan al-‘amal
5.
Ibnu Rusyd
Menurut Ibnu Rusyd tugas filsafat
ialah tidak lain dari berfikir tentang wujud untuk mengetahui pencipta semua
yang ada ini.
Buku-bukunya yang
lebih penting dan yang sampai kepada kita ada empat:
1)
Bidayatul-Mujtahid,
ilmu fiqh
2)
Faslul-Maqalfi
ma baina Al-Hikmati was-Syari’at min Al-Ittisal (ilmu kalam)
3)
Manahij
Al-Adillah fi Aqaidi Ahl Al-Millah (ilmu kalam)
4)
Tahafur
At-Tahafut
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abdul dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Pustaka Setia: Bandung.
Jalil, Mat. Filsafat
Umum Philosophi.
Syadali, Ahmad dan Mudzakir. 2002. Filsafat Umum. Pustaka Setia: Bandung
Madkour, Ibrahim. 2002. Aliran dan Teori Filsafat Islam. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Zar, Sirajuddin. 2010. Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar